BEDA
Senyumanmu….
Bagaikan harum semerbak bunga mawar. Indah bagai bulan yang memancarkan sinar kehidupan malam
Matamu….
Mengguncang hati seorang insan lemah, menemani perjalanan menuju surga.
Kini hilang ditelan badai, membuat langit menurunkan air kesedihannya.
Terlalu manis, hingga jiwa tak mampu menopang raga.
Aroma kepahitan menutup seluruh isi semesta.
Dibuang oleh perbedaan kesetiaan pada sang pencipta yang menjadikan cinta sebagai tiang penyangga mahkluknya.
Rasanya seperti gelas kaca yang hancur dibanting oleh manusia tak berperasaan.
Kepingan harapan yang tak bisa dikembalikan, asa yang putus karena pasrah.
Ingin lisan ini berteriak, memberitahukan rasa kecewa yang amat sangat menusuk sanubari.
Oh tuhan, haruskah seperti ini jadinya?
Rasa yang ada dihanyutkan dengan air mata kesengsaraan.
Semakin jauh, hingga kedua tangan hanya dapat memeluk dirinya sendiri.
Baca juga : Hujan Malam Minggu (Puisi)